Falga Group melalui anak perusahaan PT Cipta Sanalida Utama telah selesai mengerjakan proyek konstruksi dengan konsep sustainable construction dalam pembangunan Terminal LPG Jayapura. Konstruksi berkelanjutan dalam untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) ini merupakan yang pertama di Papua. Proyek ini meliputi penggunaan bahan material low emission. Misalnya jendela low emission yang mampu mengurangi paparan sinar matahari dari luar ruangan. Selain itu, pihaknya juga memakai material recycle yang bisa didaur ulang dalam proyek pembangunan Terminal LPG tersebut.
Lalu ada juga material yang explosion proof tahan ledakan sehingga mengurangi dampak sosial seperti kabel explosion proof, CCTV explosion proof, dan sebagainya. Proyek pembangunan terminal LPG tersebut juga menggunakan Terminal Automation System (TAS). Penggunaan TAS ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan energi dan juga mengurangi emisi karbon.Tidak hanya itu, pihaknya juga memiliki tenaga kerja bersertifikasi green building, sehingga semua bangunan yang dibangun terjamin ramah lingkungan. Mereka juga mempekerjakan 60 persen warga lokal dengan tujuan memberikan dampak sosial revenue ke masyarakat juga dan kami menerapkan workplace diversity dimana kami dapat menggandeng kaum difabel untuk pekerjaan tertentu.
Untuk diketahui, selain konsumsi dan manufaktur, sektor konstruksi menjadi salah satu penopang roda perekonomian nasional tanah air. Sektor konstruksi mampu mendorong percepatan infrastruktur dan pembangunan di seluruh negeri.Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor konstruksi mencapai 10 persen untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2022. Kontribusi ini menjadikan sektor konstruksi masuk dalam 5 besar sektor yang berperan dalam PDB.Sektor ini pun turut menyumbang dalam upaya mencapai keberlanjutan lingkungan, pengurangan karbon, hingga SDG's. Pemerintah pun terus menggenjot konsep sustainable construction demi menjaga keberlanjutan pembangunan yang lebih baik. Dengan begitu, pembangunan di Indonesia bisa sesuai dengan standar Environmental, Social and Governance (ESG) sekaligus membantu pencapaian Net Zero Emission (NZE) 2060.Meski begitu, upaya tersebut masih belum maksimal, karena Indonesia masih berada di posisi bawah dalam pembangunan berkelanjutan berdasarkan data Green Finance Index Global 2022.
Data Green Finance Index Global dari seluruh kawasan Asia Pasifik atas penerapan sustainable construction, Indonesia khususnya di Jakarta, berada di peringkat 56 pada 2022. Untuk itu, Falga Group sebagai Indonesian Incorporated Investment Holding Company secara konsisten berperan dan berkomitmen untuk mendorong dan meningkatkan proyek sustainable construction yang berkelanjutan.Lebih lanjut pihaknya mendorong agar proyek-proyek yang menerapkan sustainable construction seperti di Terminal LPG Papua harus terus berlanjut. Sebab gedung-gedung yang ramah lingkungan memiliki banyak manfaat, mulai dari mengurangi emisi karbon co2 sampai 34 persen, hingga hemat sumber daya.
Berdasarkan data US Green Building Council, ketika gedung ramah lingkungan dibuat, bisa menghemat energi hingga 30 persen, serta hemat air 50 persen.Selain itu, dari aspek finansial dapat bertambah pada kenaikan nilai properti. Berdasarkan data CoStar US, ketika gedung menerapkan konsep ramah lingkungan, nilai rental dapat naik hingga 10,9 persen, dan nilai jual properti naik 13,1 persen.
Kemudian secara pencitraan, perusahaan yang menerapkan sustainable construction otomatis bisa membuat akses pendanaan besar ke perbankan. Berdasarkan penelitian National Institute of Standards and Technology, gedung ramah lingkungan punya average life spend 60 tahun, lebih lama jika dibandingkan gedung konvensional yang hanya 40-50 tahun. Agar konsep sustainable construction dapat terus berjalan dan meningkat penggunaannya, maka diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta dan masyarakat. Dukungan itu seperti grand funding atau tunjangan dana. Kemudian dukungan insentif pajak, dimana pengusaha harus mendapatkan pengurangan pajak penghasilan dan bebas pajak biaya impor. Karena pengalaman di lapangan ketika impor barang butuh 17-20 persen dana dari harga beli, dan ada juga insentif izin yang tolong dipercepat untuk proyek berkelanjutan.
Dukungan lainnya pun meliputi sertifikasi dan awarding. Indonesia harus memiliki penghargaan kepada perusahaan yang sudah melakukan sustainable construction, agar menjadi motivasi serta pendorong bagi perusahaan yang telah dan belum melakukan sustainable construction. Kemudian juga tentunya edukasi dan sosialisasi kepada pelaku konstruksi
Referensi :
Cnnindonesia.com
Finance.detik.com
Komentar
Posting Komentar