Perekonomian Indonesia terus menunjukkan resiliensi di
tengah gejolak global yang terjadi. Selain menjadi salah satu dari sedikit
negara yang dapat mengembalikan output ke level prapandemi sejak tahun 2021,
kinerja ekonomi domestik di tahun ini juga terus menguat antara lain didukung
situasi pandemi yang terus terkendali. Selain itu, Pemerintah berupaya menjaga
pertumbuhan ekonomi dengan membuat situasi pandemi menjadi kondusif sehingga
memberikan kenyamanan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonominya. Salah
satu caranya dengan mendorong vaksinasi yang kini sudah mencapai 74,2 persen
populasi untuk dosis pertama dan 62,1 persen untuk dosis lengkap.
Disisi lain, APBN tetap diarahkan untuk menjadi
instrumen penting merespon dinamika ekonomi yang terjadi, termasuk menjadi
shock absorber. APBN akan terus diarahkan untuk memastikan terlindunginya daya
beli masyarakat, khususnya kelompok yang rentan, serta terjaganya pemulihan
ekonomi. Saat ini, risiko perekonomian global telah bergeser dari krisis
pandemi ke potensi krisis energi, pangan, dan keuangan. Pemerintah Indonesia
akan terus menjaga agar kinerja ekonomi domestik terus menguat meski di tengah
berbagai tantangan global.
Berbeda dengan kondisi Indonesia, Bank Dunia
memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan melambat signifikan dari 5,7 persen
di tahun 2021 menjadi hanya 2,9 persen di tahun 2022 akibat eskalasi berbagai
risiko. Beberapa lembaga internasional lain, seperti IMF, juga menurunkan
proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebanyak 0,8 pp di bulan April lalu. Risiko
global, seperti konflik geopolitik yang disebabkan oleh perang di Ukraina, telah
membuat tekanan inflasi global semakin persisten, terutama didorong oleh
lonjakan harga komoditas energi dan pangan serta disrupsi suplai.
Berbagai negara berupaya untuk mengendalikan inflasi
melalui pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat dan tajam, terlebih di
negara maju seperti Amerika Serikat (AS) yang berpotensi menciptakan pengetatan
likuiditas global dan mendorong kenaikan biaya pinjaman. Hal tersebut turut
membuat prospek pemulihan ekonomi global ke depan dibayangi oleh tantangan yang
besar. Prospek ekonomi dunia semakin membaik, akan tetapi terdapat faktor
geopolitik yang perlu diwaspadai. Prospek kondisi ekonomi dunia meningkat,
namun potensi risiko lainnya tetap tinggi karena situasi mengetatnya kondisi
keuangan global dan penyebaran varian omicron, serta krisis geopolitik yang
tengah terjadi.
Kondisi saat ini Indonesia tidak terlalu rentan sebagaimana tahun 1998 dahulu karena didukung oleh berbagai kebijakan dan dukungan pemerintah menjaga kestabilan perekonomian. Karena Indonesia tidak vulnerable seperti dulu. Sekarang Indonesia memiliki sektor keuangan yang bagus, kebijakan secara umum kondisinya juga baik, tools lebih banyak, financial instrument lebih banyak, juga dukungan pemerintah seperti peraturan pemerintah pengganti undang-undang dan sebagainya.
Referensi :
http://www.kemenkeu.go.id
http://economy.okezone.com
Komentar
Posting Komentar