Langsung ke konten utama

Permasalahan Minyak Goreng Yang Mahal dan Langka, Benarkah Adanya Penimbunan!

Minyak goreng merupakan kebutuhan primer yang semestinya harus terpenuhi dalam melengkapi kebutuhan pangan, sehingga disaat terjadi kelangkaan maka akan memicu respon publik mulai dari kalangan ekonomi menengah ke bawah hingga tak menutup kemungkinan juga kalangan ekonomi menengah keatas karena faktor kelangkaan, beragam foto yang menampilkan antrian panjang di toko-toko besar dan kecil, bahkan di pasar modern maupun pasar tradisional, ini menunjukan bahwa para cukong masih tetap kokoh dengan leluasanya memainkan strategi pasar bahkan tanpa tersentuh dengan regulasi yang menjadi pengikat. Beberapa faktor berikut menjadi penyebab penurunan supply, utamanya produsen mengalami penurunan dalam memasarkan minyak goreng di dalam negeri. Di antaranya adalah sebagai berikut. penyebab Kelangkaan Minyak Goreng di Indonesia:

1. Naiknya Harga Minyak Nabati
CPO (Crude Palm Oil) merupakan salah satu jenis minyak nabati yang paling banyak diminati oleh masyarakat dunia. Saat ini harga CPO di pasar dunia sedang mengalami kenaikan harga. Kenaikan itu dari USD 1100 menjadi USD 1340. Akibat kenaikan CPO, produsen minyak goreng lebih memilih menjual minyak goreng ke luar negeri dibandingkan ke dalam negeri.

2. Pemerintah Mencanangkan Program B30
Penyebab kedua yang terjadi adalah kewajiban pemerintah terkait dengan program B30. Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 30 persen diesel dengan 70 persen bahan bakar minyak jenis solar. Adanya peralihan menuju ke produksi biodiesel, Hal itu karena ada kewajiban untuk pengusaha CPO agar memenuhi market produksi biodiesel sebesar 30 persen.

3. Pandemi Covid-19 Belum Usai
Selanjutnya kondisi pandemi Covid-19 yang belum selesai juga menjadi salah satu penyebab kelangkaan minyak goreng. Terlebih ada beberapa negara di belahan dunia lain yang sedang mengalami gelombang ketiga Covid-19.

4. Proses Distribusi dan Logistik
Hal penting juga tak lepas dari produsen minyak goreng yang hanya ada di beberapa daerah saja. Sementara berkaitan dengan logistik, harga kontainer saat ini lebih mahal dari sebelumnya. Shipping atau perkapalan juga mengalami kenaikan harga. Dampak yang ditimbulkan dapat memengaruhi beberapa sektor, seperti sektor industri makanan, rumah tangga, dan semua produksi yang menggunakan bahan baku minyak goreng. minyak goreng memang akhir-akhir ini menjadi trending topik dan meramaikan berita-berita online di semua platform media sosial, bukan karena berhasil mencapai puncak ekspor dunia, tetapi karena terjadi kelangkaan dipasaran, ulah dari para penimbun yang tujuannya yakni menarik keuntungan yang lebih besar.

Fenomena ini hampir saja terjadi setiap tahun, mungkinkah regulasi yang terbitkan oleh pemerintah dan legislatif masih lemah sehingga sulit menjerat para pelaku dan kepolisian lengah karena ulah para cukong yang semakin lincah dan bebas memainkan pasar. berita di media cetak, televisi dan media online memperlihatkan para penimbun minyak goreng begitu leluasanya menimbun minyak goreng di gudang-gudang besar dan nyaris terjadi disetiap daerah di seluruh Indonesia, sementara para konsumen dengan susah payah mengantri berjam-jam itupun separuhnya tidak kebagian karena sulitnya menembus antrian panjang yang bisa saja memakan korban, karena ulah para penimbun ini semakin lihai dan pandai menggoreng realiatas dengan kondisi ekonomi bangsa yang lambat laun keluar dari zona covid-19.

Kini publik terutama ibu-ibu lagi dilanda keresahan setelah melewati kelangkaan dengan susahnya mendapat minyak goreng, kini stoknya tersedia tetapi harganya membakar jiwa, lagi-lagi masalah harga yang melambung tinggi, harga ini akan dapat mempengaruhi bahan pokok lainnya sebab sebentar lagi kita akan memasuki bulan ramadan. minyak goreng dengan harga yang sekarang sulit untuk distabilkan. Namun, sebagian masyarakat masih berharap agar harga sekarang ini bisa distabilkan. sebab indonesia merupakan produksi terbesar kelapa sawit didunia, sangat realistis jika alasan ini menggambarkan sebuah harapan besar yang mestinya mampu direalisasikan.


Sumber: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5960367/apa-penyebab-kelangkaan-minyak-goreng-di-indonesia-ini-kata-pakar-unair

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIMIKO  (Himpunan Mahasiswa Ekonomi) Himpunan Mahasiswa Ekonomi (HIMIKO) adalah wadah organisasi bagi mahasiswa Program Studi Ekonomi untuk mengembangkan diri, menambah relasi dan tentunya memajukan Prodi Ekonomi. HIMIKO terbentuk pada tanggal 12 November 2016. Himpunan Mahasiswa Ekonomi terbentuk pada saat mabim angkatan pertama Program Studi Ekonomi 2016. HIMIKO memiliki arti logo berbentuk 12 gir yang melambangkan tanggal terbentuknya HIMIKO. HIMIKO telah menjadi anggota IMEPI (Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Indonesia) sejak tahun 2017. Tahun 2019 HIMIKO terpilih menjadi Himpunan Tersosmed di Acara ORMAWA AWARD yang diselenggarakan oleh BEM U. HIMIKO memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: Visi : “Meningkatkan solidaritas antar generasi ilmu ekonomi dan menjadikan HIMIKO himpunan yang dikenal di UBB maupun diluar UBB.” Misi : 1. Menjalin kerjasama antar organisasi di UBB maupun diluar UBB. 2. Meningkatkan keakraban antar kepengurusan sehingga menjalankan proker yang maksima

Kapitalisasi Pendidikan Terhadap Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Kapitalisasi pendidikan di Indonesia telah menjadi isu yang sangat relevan dan kompleks, terutama dalam konteks kenaikan biaya pendidikan yang signifikan. Kapitalisasi pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses di mana pendidikan dipengaruhi oleh unsur-unsur ekonomi dan budaya kapitalis, mengarah pada perbedaan kualitas pendidikan yang didapatkan oleh masyarakat berbeda status sosial dan ekonomi. Kenaikan biaya pendidikan, seperti yang dikenal sebagai Uang Kuliah Tunggal (UKT), dapat memiliki dampak yang signifikan pada aksesibilitas pendidikan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam beberapa kasus, kenaikan biaya pendidikan dapat memperburuk situasi kesulitan finansial bagi mahasiswa berpenghasilan rendah, menghambat akses mereka ke pendidikan tinggi, dan bahkan menghentikan studi mereka karena tidak mampu membayar biaya yang semakin tinggi.           Kapitalisasi pendidikan juga dapat berdampak pada kualitas pendidikan yang diterima. Dalam beberapa kasus, kenaikan

Rupiah melemah tipis ke 15.580 per dolar AS pada Kamis, 14 Maret 2024.

Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.580 per dolar AS pada Kamis (14/3). Mata uang Garuda melemah 5 poin atau minus 0,03 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.582 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Mata uang di kawasan Asia juga dominan lesu. Yen Jepang turun 0,02 persen, peso Filipina layu 0,04 persen, yuan China merosot 0,06 persen, dan won Korea Selatan ambruk 0,27 persenSedangkan penguatan dialami dolar Singapura yang naik 0,01 persen, dolar Hong Kong tumbuh 0,02 persen, dan rupee India plus 0,04 persen. Di lain sisi, ringgit Malaysia dan baht Thailand macet Namun, mata uang negara maju mayoritas menguat. Poundsterling Inggris plus 0,12 persen, euro Eropa jatuh 0,04 persen, franc Swiss ambruk 0,10 persen, dolar Kanada menguat 0,01 persen, dan dolar Australia tumbuh 0,02 persen. Fokus pasar beralih ke pembacaan inflasi AS dan penjualan ritel me