Langsung ke konten utama

BANK DIGITAL


BANK DIGITAL


Digital banking adalah layanan transaksi bank yang dilakukan secara digital melalui jaringan internet.

Dengan digital banking, nasabah bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan banking tanpa harus datang ke ATM maupun bank.


Akhir-akhir ini, sejumlah bank marak mengembangkan bank digital. Sebut saja, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang baru saja meluncurkan aplikasi dari bank digital mereka, bernama blu.

Sebelum blu, masyarakat tentunya sudah familiar dengan Jenius yang merupakan aplikasi perbankan digital milik PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN). Selain itu ada pula Wokee dari Bank Bukopin, Digibank dari Bank DBS, TMRW dari Bank UOB, LINE Bank dari KEB Hana Bank dan Jago dari Bank Jago.


Kemunculan sejumlah bank digital ini didukung oleh pesatnya perkembangan teknologi keuangan saat ini.Pengamat perbankan digital dan Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan lewat perkembangan teknologi finansial, nasabah mulai adaptif dengan layanan online banking, fintech lending atau pinjaman online (pinjol), fintech payment atau pembayaran online, dan lainnya.


Maka, muncul satu teknologi digital yang bisa membuat semuanya menjadi satu aplikasi yaitu, bank digital. Jadi, semakin maraklah bank digital saat ini.


Kelebihan dan Kekurangan Digital Banking


1. Kelebihan Digital Banking

* Semua aktivitas perbankan bisa dilakukan secara online, nasabah tidak harus ke kantor bank jika ingin melakukan aktivitas remeh seperti mengecek saldo.

* Bisa diakses kapan dan di mana saja selama 24 jam, selama Anda terhubung dengan internet.

* Layanan perbankan digital memberikan jaminan keamanan yang lebih baik, dimana ada proteksi firewall berlapis untuk mencegah peretasan.

* Menawarkan berbagai kemudahan, dari segi transaksi maupun otorisasi.

* Nasabah mendapatkan pelayanan yang cepat, karena tidak harus antri berjam-jam.

* Lebih hemat biaya, karena paperless dan tidak perlu membuang bahan bakar dan tenaga untuk datang ke bank.



2. Kekurangan Digital Banking

* Nasabah tidak bisa melakukan aktivitas perbankan sama sekali jika ada masalah dengan internet. 

* Sistem keamanan perbankan digital memang aman, namun tetap ada pihak yang tidak bertanggung jawab yang mencoba melakukan hacking seperti mencuri data pribadi atau membobol rekening.

* Nasabah bisa melakukan transaksi tidak terkendali (boros) karena kemudahan yang ditawarkan oleh layanan perbankan digital.


Daftar Bank Digital di Indonesia

Jenius (Bank BTPN)

Jenius merupakan aplikasi perbankan digital yang dirilis oleh PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) pada 2016 lalu. Aplikasi ini memudahkan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi perbankan maupun pembayaran saat belanja online.

Wokee (Bank Bukopin)

Semua proses terkait layanan Wokee dilakukan lewat aplikasi, mulai dari pendaftaran nasabah baru, verifikasi data, dan layanan transaksi perbankan lainnya. Registrasi nasabah baru juga tidak dipungut biaya apapun.

Aplikasi Wokee saat ini telah mengakomodir pengguna untuk melakukan top up saldo lewat dompet digital seperti OVO, GoPay dan LinkAja. Wokee juga memudahkan pengguna untuk bertransaksi seperti kirim uang, belanja online/offline, beli pulsa, dan masih banyak lagi.

TMRW (Bank UOB)

TMRW adalah aplikasi perbankan digital yang dirilis oleh Bank UOB pada Agustus 2020 lalu. Selain membuka akun bank digital, pengguna juga bisa membuat kartu kredit TMRW lewat aplikasi.

Jago (Bank Jago)

PT Bank Jago Tbk resmi meluncurkan aplikasi pengelola keuangan digital, Jago pada pertengahan April 2021 lalu. Salah satu fitur unggulan yang dimiliki oleh aplikasi Jago adalah Kantong. Melalui fitur Kantong, nasabah dapat mengajak pengguna lainnya untuk mengalokasikan dana mereka ke dalam Kantong yang bisa diakses bersama-sama, atau istilahnya mirip seperti tabungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIMIKO  (Himpunan Mahasiswa Ekonomi) Himpunan Mahasiswa Ekonomi (HIMIKO) adalah wadah organisasi bagi mahasiswa Program Studi Ekonomi untuk mengembangkan diri, menambah relasi dan tentunya memajukan Prodi Ekonomi. HIMIKO terbentuk pada tanggal 12 November 2016. Himpunan Mahasiswa Ekonomi terbentuk pada saat mabim angkatan pertama Program Studi Ekonomi 2016. HIMIKO memiliki arti logo berbentuk 12 gir yang melambangkan tanggal terbentuknya HIMIKO. HIMIKO telah menjadi anggota IMEPI (Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Indonesia) sejak tahun 2017. Tahun 2019 HIMIKO terpilih menjadi Himpunan Tersosmed di Acara ORMAWA AWARD yang diselenggarakan oleh BEM U. HIMIKO memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: Visi : “Meningkatkan solidaritas antar generasi ilmu ekonomi dan menjadikan HIMIKO himpunan yang dikenal di UBB maupun diluar UBB.” Misi : 1. Menjalin kerjasama antar organisasi di UBB maupun diluar UBB. 2. Meningkatkan keakraban antar kepengurusan sehingga menjalankan proker yang maksima

Kapitalisasi Pendidikan Terhadap Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Kapitalisasi pendidikan di Indonesia telah menjadi isu yang sangat relevan dan kompleks, terutama dalam konteks kenaikan biaya pendidikan yang signifikan. Kapitalisasi pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses di mana pendidikan dipengaruhi oleh unsur-unsur ekonomi dan budaya kapitalis, mengarah pada perbedaan kualitas pendidikan yang didapatkan oleh masyarakat berbeda status sosial dan ekonomi. Kenaikan biaya pendidikan, seperti yang dikenal sebagai Uang Kuliah Tunggal (UKT), dapat memiliki dampak yang signifikan pada aksesibilitas pendidikan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam beberapa kasus, kenaikan biaya pendidikan dapat memperburuk situasi kesulitan finansial bagi mahasiswa berpenghasilan rendah, menghambat akses mereka ke pendidikan tinggi, dan bahkan menghentikan studi mereka karena tidak mampu membayar biaya yang semakin tinggi.           Kapitalisasi pendidikan juga dapat berdampak pada kualitas pendidikan yang diterima. Dalam beberapa kasus, kenaikan

Rupiah melemah tipis ke 15.580 per dolar AS pada Kamis, 14 Maret 2024.

Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.580 per dolar AS pada Kamis (14/3). Mata uang Garuda melemah 5 poin atau minus 0,03 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.582 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Mata uang di kawasan Asia juga dominan lesu. Yen Jepang turun 0,02 persen, peso Filipina layu 0,04 persen, yuan China merosot 0,06 persen, dan won Korea Selatan ambruk 0,27 persenSedangkan penguatan dialami dolar Singapura yang naik 0,01 persen, dolar Hong Kong tumbuh 0,02 persen, dan rupee India plus 0,04 persen. Di lain sisi, ringgit Malaysia dan baht Thailand macet Namun, mata uang negara maju mayoritas menguat. Poundsterling Inggris plus 0,12 persen, euro Eropa jatuh 0,04 persen, franc Swiss ambruk 0,10 persen, dolar Kanada menguat 0,01 persen, dan dolar Australia tumbuh 0,02 persen. Fokus pasar beralih ke pembacaan inflasi AS dan penjualan ritel me