Langsung ke konten utama

Indonesia Menjadi Negara Ekonomi yang Terbesar diantara Negara OKI, Melampaui Negara Penghasil Minyak Terbesar di Dunia

 

Indonesia Menjadi Negara Ekonomi yang Terbesar diantara Negara OKI, Melampaui Negara Penghasil Minyak Terbesar di Dunia



Sejak kemerdekaan, Indonesia telah banyak bergabung kedalam organisasi internasional. Mulai dari PBB, APEC, ASEAN, hingga OKI. Sebelum mengulas ekonomi negara-negara anggota OKI, kita akan mengenal apa itu OKI.

Organization of Islamic Cooperation (OIC) atau dalam Bahasa Indonesia dikenal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) merupakan salah satu organisasi Internasional terbesar kedua setelah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang diikuti Indonesia.

Indonesia tergabung bersama puluhan negara mayoritas muslim lainnya. Pada awalnya, OKI hanya beranggotakan 30 negara. Selama 40 tahun berdiri, jumlah anggotanya terus bertambah. OKI saat ini beranggotakan 57 negara Islam atau negara berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan Afrika.

Pembentukan OKI awalnya dilatarbelakangi keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang dihadapi umat Islam.

Salah satu pemicunya, yaitu pembakaran Masjid Al-Aqsa pada 21 Agustus 1969 oleh zionis Israel. Para pemimpin dari 24 negara Islam pun mengadakan konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 25 September 1969. Negara-negara itu menyepakati Deklarasi Rabat. Deklarasi tersebut berbunyi:
“Pemerintah muslim akan berupaya mempromosikan di antara mereka, kerja sama yang erat, dan tolong menolong dalam hal ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, keyakinan, berdasarkan ajaran islam yang abadi.”

Kemudian pada 1970, para menteri luar negeri berkumpul di Jeddah. Pertemuan yang kelak menjadi Konferensi Tingkat Menteri (KTM) OKI itu menetapkan Jeddah sebagai markas OKI.

Piagam OKI baru diadopsi pada KTM OKI ketiga pada 1972. Piagam itu memuat tujuan dan prinsip OKI. Tujuan OKI dibentuk antara lain:
Meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota
Mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota
Mendukung perdamaian dan keamanan internasional
Melindungi tempat-tempat suci Islam
Membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat

Sebagai organisasi internasional yang pada awalnya lebih banyak menekankan pada masalah politik, terutama masalah Palestina, dalam perkemabngannya OKI menjelma sebagai suatu organisasi internasional yang menjadi wadah kerja sama di berbagai bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara-negara muslim di seluruh dunia.
Dari 57 negara anggota OKI, ternyata total Gross Domestic Product (GDP) atau Pendapatan Domestik Bruto (PDB) RI pada tahun 2020 mencatatkan angka tertinggi. Selisih cukup meyakinkan dari Arab dan Turki yang sebelumnya berada jauh di atas Indonesia.

Sumber: GNFI

Bersumber dari Good News From Indonesia (GNFI), berikut adalah 5 daftar negara anggota OKI pemilik ekonomi terbesar 2020, berdasarkan nominal Gross Domestic Product (GDP).
Indonesia
Berdasarkan laporan terbaru International Monetry Fund (IMF) yang dirilis akhir tahun 2020 menunjukkan, total GDP Indonesia menempati posisi pertama denga nominal sebesar 1.088.768 juta dolar AS. Padahal berdasarkan catatan World Bank, pada saat GDP Indonesia pertama kali tercatat (1967) hanya menempati posisi keenam dengan nominal tidak lebih dari 6.000 juta dolar AS. Selama lebih dari 5 dekade, ekonomi RI telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal itu terbukti dari posisi Indonesia yang mampu berprogres dari peringkat ke-6 pada 1967 naik menjadi pemuncak pada 2020. Sungguh catatan yang perlu kita apresiasi.

Arab Saudi
Posisi kedua diisi oleh salah satu produsen minyak numi terkemuka dunia, Arab Saudi. Pada 2020, negara yang dipimpin oleh Raja Salman ini mencatatkan nominal GDP sebesar 680.987 juta dolar AS. Ekonomi Arab Saudi sangat bergantung pada minyak, hingga kini, Arab saudi diketahui memiliki cadangan minyak terbesar kedua di dunia. Sedangkan minyak dari Saudi diketahui menyumbang lebih dari 95% ekspor, jumlah itu nyatanya juga menjadi 70% dari pendapatan pemerintah.

Turki
Turki menempati posisi ketiga dengan total GDP senilai 649.436 juta dolar AS. Sejak krisis mata uang lira, percobaan kudeta Presiden Erdogan dan campur tangan terhadap konflik perbatasan, ekonomi Turki terus mengalami penurunan. Pada 2014, total GDP Turki sempat menyentuh angka 948.000 juta dolar AS sekaligus menmepati peringkat pertama sebagai negara anggota OKI dengan ekonomi terbesar. Namun, sederet persoalan membuat ekonomi Turki semakin jatuh ke jurang resesi (2020).

Iran
Posisi keempat diisi oleh negara kaya minyak dan gas (migas), Iran. Ditengah sanksi dan memanasnya hubungan dengan Amerika Serikat (AS), GDP Iran justru mengalami peningkatan yang tajam. Berdasarkan data IMF, pada 2020 GDP Iran menyentuh angka 610.662 juta dolar AS. Kenaikan GDP Iran merupakan yang tertinggi dibanding anggota OKI lainnya.

Nigeria
Posisi kelima ditempati oleh raksasa ekonomi Afrika, Nigeria. Sama halnya dengan Iran, Nigeria merupakan negeri yang kaya akan minyak dan gas (migas). Sektor tersebut merupakan penyumbang terbesar GDP Nigeria. Pada 2020, total GDP Nigeria tercatat sebesar 442.976 dolar AS. Angka tersebut sekaligus menjadikannya sebagai negara dengan ekonomi terbesar di benua hitam, Afrika. Nigeria adalah masa depan ekonomi Afrika. Dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, ditunjang dengan penduduk usia produktif yang besar, Nigeria diprediksi akan menjadi kekuatan baru ekonomi dunia. Dengan catatan, negara tersebut mampu menyelesaikan sederet konflik, terutama persoalan terorisme.

Nah, itulah sedikit ulasan mengenai ekonomi negara-negara anggota OKI. Semoga dengan berkembangnya ekonomi Indonesia, juga diikuti meningkatnya kesejahteraan penduduk Indonesia.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIMIKO  (Himpunan Mahasiswa Ekonomi) Himpunan Mahasiswa Ekonomi (HIMIKO) adalah wadah organisasi bagi mahasiswa Program Studi Ekonomi untuk mengembangkan diri, menambah relasi dan tentunya memajukan Prodi Ekonomi. HIMIKO terbentuk pada tanggal 12 November 2016. Himpunan Mahasiswa Ekonomi terbentuk pada saat mabim angkatan pertama Program Studi Ekonomi 2016. HIMIKO memiliki arti logo berbentuk 12 gir yang melambangkan tanggal terbentuknya HIMIKO. HIMIKO telah menjadi anggota IMEPI (Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Indonesia) sejak tahun 2017. Tahun 2019 HIMIKO terpilih menjadi Himpunan Tersosmed di Acara ORMAWA AWARD yang diselenggarakan oleh BEM U. HIMIKO memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: Visi : “Meningkatkan solidaritas antar generasi ilmu ekonomi dan menjadikan HIMIKO himpunan yang dikenal di UBB maupun diluar UBB.” Misi : 1. Menjalin kerjasama antar organisasi di UBB maupun diluar UBB. 2. Meningkatkan keakraban antar kepengurusan sehingga menjalankan proker yang maksima

Kapitalisasi Pendidikan Terhadap Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Kapitalisasi pendidikan di Indonesia telah menjadi isu yang sangat relevan dan kompleks, terutama dalam konteks kenaikan biaya pendidikan yang signifikan. Kapitalisasi pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses di mana pendidikan dipengaruhi oleh unsur-unsur ekonomi dan budaya kapitalis, mengarah pada perbedaan kualitas pendidikan yang didapatkan oleh masyarakat berbeda status sosial dan ekonomi. Kenaikan biaya pendidikan, seperti yang dikenal sebagai Uang Kuliah Tunggal (UKT), dapat memiliki dampak yang signifikan pada aksesibilitas pendidikan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam beberapa kasus, kenaikan biaya pendidikan dapat memperburuk situasi kesulitan finansial bagi mahasiswa berpenghasilan rendah, menghambat akses mereka ke pendidikan tinggi, dan bahkan menghentikan studi mereka karena tidak mampu membayar biaya yang semakin tinggi.           Kapitalisasi pendidikan juga dapat berdampak pada kualitas pendidikan yang diterima. Dalam beberapa kasus, kenaikan

Rupiah melemah tipis ke 15.580 per dolar AS pada Kamis, 14 Maret 2024.

Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.580 per dolar AS pada Kamis (14/3). Mata uang Garuda melemah 5 poin atau minus 0,03 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.582 per dolar AS pada perdagangan sore ini. Mata uang di kawasan Asia juga dominan lesu. Yen Jepang turun 0,02 persen, peso Filipina layu 0,04 persen, yuan China merosot 0,06 persen, dan won Korea Selatan ambruk 0,27 persenSedangkan penguatan dialami dolar Singapura yang naik 0,01 persen, dolar Hong Kong tumbuh 0,02 persen, dan rupee India plus 0,04 persen. Di lain sisi, ringgit Malaysia dan baht Thailand macet Namun, mata uang negara maju mayoritas menguat. Poundsterling Inggris plus 0,12 persen, euro Eropa jatuh 0,04 persen, franc Swiss ambruk 0,10 persen, dolar Kanada menguat 0,01 persen, dan dolar Australia tumbuh 0,02 persen. Fokus pasar beralih ke pembacaan inflasi AS dan penjualan ritel me