Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Singapura Ekspor 10 Juta Ton BBM ke RI Meski Tak Punya Ladang Minyak

Indonesia adalah net importir oil (importir bersih) minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri yang kian meningkat. Meskipun pada saat yang sama Indonesia masih mengekspor minyak mentah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia paling banyak mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi. Tahun lalu, volume impor minyak mentah dari negara penghasil minyak terbesar dunia itu mencapai 4,4 juta ton. Menariknya, impor terbesar produk minyak olahan Indonesia, termasuk BBM, bukan dari Arab Saudi, melainkan Singapura yang mencapai 10,3 juta ton di tahun yang sama. Padahal, Singapura adalah negara kecil yang tidak memiliki sumber minyak seperti Arab Saudi. Data BPS menunjukkan Indonesia telah menjadi net importir minyak sejak tahun 2004. Saat itu, volume impor minyak mentah dan produk olahan minyak mencapai 30,3 juta ton sedangkan ekspornya mencapai 34,9 juta ton sehingga terjadi defisit sebesar 4,6 juta ton. . Dari sisi nilai, neraca perdagan

Larangan Ekspor CPO, Lebih Banyak Mudarat Daripada Manfaat?

Kebijakan larangan ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng yang diberlakukan nyaris dua pekan terakhir boleh dibilang belum berbuah manis. Alih-alih berhasil menurunkan harga minyak goreng, larangan ekspor CPO malah membuat pengusaha kelapa sawit menjerit. Bagaimana tidak? Larangan ini mengancam tandan buah segar (TBS) kelapa sawit rusak.  Belum lagi efek domino yang ditimbulkan akibat kebijakan Pemerintahan Presiden Jokowi itu mulai dari pengolahan minyak sawit yang terhenti, petani yang menunda panen kelapa sawit, hingga pohon sawit yang rusak akibat TBS yang tidak dipanen. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono menyebut pengolahan minyak sawit akan berhenti sementara kalau pasokan CPO sudah melampaui kecukupan di dalam negeri.  Akhirnya, ia menyebut pengolahan TBS kelapa sawit akan berhenti karena stok CPO dalam negeri sudah penuh. Ini akan membuat TBS yang belum diolah rusak dalam kurun waktu 24 jam. Laporan Gapki menyebutkan rata-rata