Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

UTANG LUAR NEGERI INDONESIA PADA AGUSTUS 2022 MENURUN

Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Agustus 2022 adalah $397,4 miliar, turun dari $400,2 miliar pada bulan sebelumnya. Perkembangan ini disebabkan oleh berkurangnya utang luar negeri di sektor publik (pemerintah dan bank sentral) dan sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN terkontraksi sebesar 6,5% (year-on-year) pada Agustus 2022, lebih tajam dibandingkan kontraksi 4,1% (year-on-year) pada bulan sebelumnya.  Posisi utang luar negeri pemerintah pada Agustus 2022 adalah $184,9 miliar, turun dari $185,6 miliar pada bulan sebelumnya. Secara tahunan, ULN pemerintah mengalami kontraksi sebesar 10,9% year-on-year, kontraksi yang lebih tajam dari kontraksi 9,9% (year-on-year) pada Juli 2022. Penurunan ULN pemerintah disebabkan oleh pembayaran pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman untuk mendukung program prioritas dan pembiayaan proyek, sehingga pinjaman lebih rendah. Sementara itu, posisi net Surat Berharga Negara (SBN) meningkat seiring dengan meningka

ACAMAN DUNIA TERHADAP RESESI YANG MENADATANG

     Saat ini kondisi dunia sedang dilanda bahaya di mana berbagai ancaman dari sisi ekonomi hingga keamanan masih terus menghantui.Ketegangan geopolitik itu mengakibatkan harga energi, pangan, hingga pupuk meningkat. Imbasnya, inflasi di sejumlah negara melambung. Lonjakan inflasi itu membuat bank-bank sentral di beberapa negara mengerek suku bunga acuannya.Pada akhirnya, kebijakan moneter yang ketat itu berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi. Bahkan, sebagian negara terancam terperosok ke jurang resesi. Pernyataan Sri Mulyani tersebut juga diamini oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan sejumlah lembaga internasional, yang memproyeksi resesi global terjadi pada 2023 mendatang.      Sedangkan IMF pun memperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 3,2 persen pada tahun ini atau turun nyaris separuh dari capaian tahun lalu sebesar 6,1 persen. Sementara pada 2023 diperkirakan hanya 2,9 persen. Namun Belum selesai masalah yang ditimbulkan dari perang Rusia-Ukraina, baru-baru ini Amerika